Minggu, 29 Desember 2013

Hadrah Ala Ahmad Bin Talab





Hadrah Ahmad bin Ta'lab

Jumat, 16-12-2013


Di Madura, khususnya di daerah saya (Sumenep), pembacaan shalawat nabi pada acara-acara tertentu selalu diiringi dengan pemukulan hadrah. Pemukulan hadrah biasanya dilakukan setelah pembacaan “shalawat bil julus” (dibaca sambil duduk, karena saat pemukulan hadrah semua hadirin berdiri). Hadrah sangat utama pada acara penting, seperti walimatul ursy, maulid nabi, dan molang are (selamatan anak yang baru lahir).

Nah, jika Anda penggemar hadrah, khususnya genre hadrah ala Sumenep-an, maka ia akan mengacu kepada sebuah nama yang sangat populer, yaitu Yik Ahmad bin Ta’lab. Beliau msayhur sebagai tokoh hadrah/rebana tidak saja di daerahnya (Sumenep), melainkan hingga ke beberapa tempat di daerah tapal kuda, yaitu Madura dan daerah pesisir Jawa bagian timur.

Hingga saat ini, hadrah masih populer di masyarakat. Namun, gempuran industri musik pop yang tak terelakkan telah menciptakan pergeseran selera pendengar dan pemain. Kesenian ini kiranya mulai menjauh dari leluri leluhurnya. Terbukti, kini, mudah ditemukan kaset dan cakram gambar bergerak yang berisikan “hadrah koplo”. Jika didengar sepintas, hadrah jenis ini lebih mirip dangdut yang diiringi hadrah dan bukan sebaliknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar